Penulis: Dandi Bajuddin
Beberapa hari belakangan ini, saya sedang membaca sebuah buku yang berjudul “Terbit di Makassar, Catatan dari Meja Kerja Penerbit Buku”. Buku ini berisikan kumpulan catatan-catatan dari para pelaku, penulis, serta pegiat literasi di Kota Makassar. Di dalam buku ini saya banyak mempelajari dan banyak mengetahui hal-hal baru seputaran dunia literasi khususnya dunia penerbitan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa, hadirnya sebuah buku ataupun hadirnya sebuah tulisan yang kita baca itu kemudian tidak lepas dari hadirnya penerbit yang senangtiasa menerbitkan tulisan-tulisan dari para penulis yang mengirimkan tulisannya.
Setelah membaca tuntas buku ini, ada hal yang menarik dalam dunia penerbitan menurut saya. Ternyata banyak pihak-pihak yang berperan penting dalam terbitnya sebuah buku ataupun tulisan yang kadang tidak disorot oleh banyak orang. Peran dan tugasnya sangatlah vital dalam buku ataupun tulisan namun kita lupa untuk mengapresiasi kehadiran mereka dalam terbitnya sebuah tulisan ataupun buku. Peran seperti editor yang tak henti-hentinya mengupas dan menguliti tulisan. Kemudian hadir juga penata letak yang memiliki tugas untuk menyusun sedemikian rupa sehingga tulisan itu nyaman dibaca oleh pembaca. Lebih lanjut ada juga peran penyelia aksara yang memiliki peran terkait penyusunan kalimat dan pemeriksaan EYD dalam penulisan. Peran-peran seperti inilah yang harusnya juga kita berikan apresiasi terhadap jasa-jasa mereka dalam menghadirkan sebuah buku ataupun tulisan.
Lanjut dari hal itu, berbicara persoalan penerbitan di Kota Makassar, hadirnya penerbit-penerbit independent yang senangtiasa menerbitkan tulisan penulis itulah yang harus kita apresiasi dan berikan ucapan terima kasih. Sebab kehadiran penerbit itulah yang nantinya akan memberikan ruang dan jalan bagi penulis untuk menyalurkan ide-ide dan karya mereka. Para penerbit inilah yang menjadi ujung tombak yang akan menghadirkan tulisan ataupun buku bagi para generasi muda agar memperkaya referensi dan bacaan mereka.
Terlepas daripada peran dan fungsi dari keberadaan penerbit, ketika kita berbicara persoalan eksistensi dan keberadaannya, khususnya di Kota Makassar ini masih kurang terdengar oleh banyak pihak dan hanya diketahui oleh bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia kepenulisan. Sebenarnya sudah banyak penerbit buku di Kota Makassar yang hadir dan selalu siap menerbitkan tulisan dari para penulis jika ingin menerbitkan tulisannya.
Mungkin bagi para penulis ataupun pegiat literasi di Kota Makassar sudah mengetahui alur dan cara menerbitkan tulisannya di penerbit yang ada di Kota Makassar, namun bagi para penulis pemula yang baru ingin menulis dan menerbitkan karyanya, tentu mereka masih buta dan tak tahu arah untuk menerbitkan karya mereka. Hal inilah yang mesti dijemput dan diberikan arahan oleh para penulis berpengalaman di Kota Makassar minimal karya dari penulis pemula ini bisa sampai di tangan-tangan penerbit buku di Kota Makassar.
Lebih lanjut lagi, secara singkat saya tidak terlalu tahu-menahu bagaimana terkait persoalan penerbitan ini terutama dalam aspek ekonomi dan keuntungannya. Yang saya maksud ialah bagaimana kemudian para penerbit ini bisa tetap eksis di balik rendahnya minat baca kita, rendahnya minat kita untuk membaca tuntas sebuah buku ataupun tulisan untuk mendapatkan informasi secara kaffah. Orang-orang mungkin lebih rela membelanjakan uang mereka untuk memperindah tampilan mereka namun sangat jarang untuk membeli hal-hal yang bisa mereka investasikan untuk pengetahuan mereka yang di mana membeli buku adalah salah satu contohnya.
Kemudian daripada itu, hadirnya sosial media dan perkembangan arus informasi yang semakin cepat juga mengalahkan kekayaan informasi dan pengetahuan yang bisa kita dapatkan dalam satu buku atau tulisan. Orang-orang lebih cenderung mengakses informasi dari media sosial sehingga saat ini mereka sudah jarang lagi mengakses informasi dari sebuah buku apa lagi untuk berfikiran untuk membeli buku di toko-toko buku. Meskipun penerbit tetap menerbitkan buku namun jika tidak ada yang membeli produk (buku) tersebut, hal ini tentu berpengaruh dari segi ekonomi dan eksistensi daripada penerbit itu sendiri. Namun hal ini hanyalah asumsi semata dari pandangan penulis sendiri yang menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi, tidak lebih dari itu.
Terlepas daripada itu semua, untuk para penulis, pelaku dan pegiat literasi, khususnya penerbit di kota Makassar, teruslah berkarya dan menghadirkan ragam karya buat generasi mendatang. Penulis percaya bahwa, setiap karya akan tetap sampai ke tangan orang-orang dan karya itulah yang akan kembali menghadirkan karya-karya yang baru.